Tandha Mata
Annisa's
Senin, 29 Juli 2019
Kamis, 23 November 2017
Fraud Tree
Fraud Tree
Berdasarkan bagan fraud tree diatas, fraud dapat di klasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu: Corruption, Asset Misappropriation, dan Financial Statement Fraud. dari 3 kelompok besar tersebut akan dibagi lagi menjadi beberapa bagian.
Corruption
Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang. Maka dari itu pelaku korupsi ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu instansi maupun organisasi. Contohnya bisa kita lihat sendiri pada banyak kasus yang terjadi di Indonesia. Biasanya koruptor tersebut merupakan pejabat negara atau instansi yang memiliki kewenangan tertentu. Terjadinya korupsi bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain:
1. Konflik Kepentingan. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, di antaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat dan keluarga beserta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.
2. Penyuapan. Praktek-praktek penyuapan sesungguhnya banyak terjadi dalam dunia bisnis di sekitar kita. Penyuapan biasanya dilakukan agar dapat menghindari prosedur atau birokrasi yang terkesan berbelit-belit. Penyuapan ada berbagai macam bentuknya. Kickback meruapkan salah satu bentuk penyuapan dimana penjual menyerahkan sebagian dari hasil penjualannya. Prosentase yang diserahkan itu bisa diatur dimuka atau diserahkan sepenuhnya kepada penjual. Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback mengganggap kickback yang diterimanya terlalu kecil maka dia akan mengalihkan bisnisnya ke rekanann yang mampu memberi kickback yang lebih tinggi.
3. Illegal Gratuities adalah pemberian arau hadiah yang merupakan dalam bentuk terselubung atau sering disebut juga sebagai gratifikasi.
Asset Misappropriation
Merupakan pengambilan asset secara illegal atau sering juga disebur sebagai penggelapan. Asset missappropriation biasanya dilakukan dengan 3 cara antara lain :
1. Skimming: dalam skimming uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan. Cara ini terlihat dalam fraud yang sangat dikenal oleh auditor, yaitu lapping.
2. Larceny. Berbeda dengan skimming, maka larceny yaitu menjarah uang ketika sudah masuk dalam perusahaan. Dalam fraud tree larceny ada 5 yaitu billing schemes, Payroll Schemes, Expense Reimbursement Schemes, Check Tampering dan Register Disbursement.
- Billing Schemes: adalah skema dengan menggunakan proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya. Pelaku dapat mendirikan perusahaan bayangan yang seolah-olah merupakan pemasok atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan bayangan ini merupakan sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan.
- Payroll Schemes: adalah sekema melalui pembayaran gaji. Bentuk permainannya antara lain dengan pegawai atau karyawan fiktif. Atau dalam pemalsuan jumlah gaji. Jumlah gaji yang dilaporkan lebih besar dari gaji yang dibayarkan.
- Expense Reimbursement Schemes. Sekam melalui pembayaran kembali-biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan. Contoh seorang salesman mengambil uang muka perjalanan dan sekembalinya dari perjalanan dia membuat perhitungan biaya perjalanan. Kalau biaya perjalanan melampaui melampaui uang mukanaya, ia akan meminta penggantian. Ada beberapa cara skema melalui reimbursement ini. rincian biaya menyamarkan jenis pengeluaran yang sebenarnya atau biayanya dilaporkan lebih besar dari pengeluaran sebenarnya.
- Check Tampering: pemalsuan cek.
- Register Disbursement adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam Cash Register. Skema ini melalui register disbursement pada dasarnya ada dua yaitu pengembalian uang yang dibuat-buat dan pembatalan palsu.
Financial Statements Fraud (Kecurangan Laporan Keuangan)
Financial Statements Fraud adalah kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk penyajian laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor.
A. Asset/revenue overstatements
Menyajikan asset atau pendapatan pada laporan keuangan lebih tinggi dari yang sebenarnya.
a. Timing Differences
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan mencatat waktu transaksi lebih awal dengan waktu transaksi yang sebenarnya, misalnya mencatat transaksi penjualan lebih awal dari transaksi sebenarnya.
b. Fictitious Revenues
Mencatat penjualan barang atau jasa yang sebenarnya tidak terjadi.
c. Concealed Liabilities and Expenses
Memanipulasi dengan tidak mencatat hutang atau biaya yang sebenarnya, tidak mencatat biaya yang dibiayai dari sumber pendapatan yang lain.
d. Improper Asset Valuations
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya.
e. Improper Disclosures
Bentuk kecurangan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk menyembunyikan kecurangan-kecurangan yang terjadi di perusahaan, sehingga pembaca laporan keuangan tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi di perusahaan.
B. Asset/revenue understatements
Menyajikan asset atau pendapatan pada laporan keuangan lebih rendah dari yang sebenarnya.
a. Timing Differences
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan mencatat waktu transaksi lebih lama dengan waktu transaksi yang sebenarnya, misalnya mencatat transaksi penjualan lebih lama dari transaksi sebenarnya
b. Understated Revenue
Tidak mencatat penjualan barang atau jasa yang sebenarnya terjadi atau dengan kata lain mencatat pendapatan lebih rendah.
c. Overstated Liabilities and Expenses
Memanipulasi dengan mencatat hutang atau biaya yang lebih tinggi.
d. Improper Asset valuations
Bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk menurunkan pendapatan dan menaikan biaya.
sumber:
http://grahfitarahma.blogspot.co.id/2016/11/teori-tentang-fraud-fraud-tree-coso.html
Kamis, 16 November 2017
Evolusi Fraud Theory
Evolusi Fraud Theory
Fraud (penipuan/kecurangan) merupakan
kejahatan memanipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan yang
sebesar-besarnya. Black’s Law Dictionary Fraud menguraikan
pengertian fraud mencakup segala macam
yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untuk
mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan
kebenaran, dan mencakup semua cara yang tidak terduga, penuh siasat. Licik,
tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang menyebabkan orang lain
tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah
perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan
sejumlah uang atau properti.
1. Fraud Triangle Theory
Fraud
triangle merupakan sebuah teori yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey setelah
melakukan penelitian untuk tesis doktor-nya pada tahun 1950. Teori ini
menjelaskan bahwa seseorang melakukan fraud dikarenakan oleh keadaan ketika
seseorang memiliki maslah keuangan yang tidak bisa diselesaikan bersama, tahu
dan yakin bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan secara diam diam dengan
jabatan/pekerjaan yang dimiliki dan mengubah pola pikir dari konsep mereka
sebagai orang yang dipercayai memegang aset menjadi konsep bahwa mereka sebagai
pengguna dari aset yang dipercayakan. Pelaku fraud tersebut mengetahui
perbuatan yang mereka lakukan adalah ilegal tetapi menganggap hal tersebut
wajar.
·
Pressure
Orang melakukan fraud karena
adanya tekanan. Tekanan merupakan dorongan yang menyebabkan seseorang
melakukan fraud. Tekanan terbagi menjadi tekanan finansial, tekanan
akan kebiasaan buruk, dan tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan. Pada
umumnya, orang yang melakukan kecurangan karena adanya tekanan finansial. Hai
tersebut muncul karena adanya keserakahan, standar hidup yang terlalu tinggi,
banyaknya tagihan dan utang, kebutuhan hidup yang tak terduga. Tekanan yang
kedua adalah tekanan akan kebiasaan buruk yaitu dorongan untuk melakukan
kebiasaan buruk, seperti melakukan judi, alkohol, obat-obatan terlarang. Dan tekanan
yang terakhir yaitu tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini bisa
terjadi karena ketidakadilan dalam perusahaan, kurangnya perhatian dalam oleh
manajer.
·
Opportunity
Fraud terjadi karena
seseorang memiliki kesempatan untuk melakukannya. Situasi
dan kondisi tersebut memungkinkan seseorang untuk melakukan kegiatan yang
memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu
organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Menurut SAS No. 99 menyebutkan bahwa
peluang/kesempatan pada financial statement fraud dapat
terjadi pada tiga kategori kondisi tersebut adalah :
a. nature of
industry
b. ineffective
monitoring
c. organizational
structure
·
Rationalization
rasionalisasi merupakan sebagai tindakan
mencari alasan pembenaran oleh orang-orang yang merasa dirinya terjebak dalam
suatu keadaan yang buruk. Pelaku akan mencarialasan untuk membenarkan kejahatan
untuk dirinya agar tindakan yang sudahdilakukannya dapat diterima oleh
masyarakat. Cara berasionalisasi yang sering terjadi adalah memindahkan
kebenaran dasar sejajar dengan prestasi yang tidak tepat, namun sebaliknya
rasionalisasi ini hanya akan menghasilkan penghargaan diri yang palsu.
2.
Fraud Diamond Theory
Teori diamond merupakan pengembangan oleh Wolfe dan
Hermanson dari Teori triangle yang sudah dijelaskan diatas, ada penambahan 1
faktor yang mendorong terjadinya fraud yaitu Capability (adanya
kemampuan) untuk melakukan fraud. Disini maksudnya bahwa selain ada Pressure, Opportunity dan Rationalization,
ada Capability seseorang untuk dapat terus menerus melakukan
fraud, contohnya tingginya jabatan adalah salah satu Capability seseorang untuk
dapat melakukan fraud misalnya Manajemen melakukan korupsi terus menerus karena
merasa merasa punya Capability untuk melakukan korupsi tersebut secara terus
menerus.
Pada elemen individual capability terdapat beberapa
komponen kemampuan (capability) untuk menciptakan fraud yaitu:
- Posisi/
fungsi seseorang dalam perusahaan
- Kecerdasan
- Tingkat
kepercayaan diri/ ego
- Kemampuan
pemaksaan
- Kebohongan
yang efektif
- Kekebalan
terhadap stress
3.
Fraud Pentagon Theory
Teori Pentagon merupakan teori yang dikemukakan oleh
Crowe H. pada tahun 2011. Teori ini muncul karena teori pendahulunya yang
dikemukakan oleh Donald R. Cressey mengenai teori triangle mengalami perluasan
karena kondisi sekarang yang sudah berbeda. Dalam teori ini, Crowe menambahkan
dua hal yang mendorong seseorang melakukan fraud, yaitu Competence (Kemampuan)
dan Arrogance (Sifat arogan).
Kompetensi memiliki makna yang sama dengan elemen
teori diamond yaitu kemampuan / kapabilitas (capability) yang dikemukakan oleh
Wolfe dan Hermanson.
Arogansi adalah sikap yang menunjukkan bahwa kontrol
internal, kebijakan dan peraturan dari perusahaan tidak berlaku untuk dirinya
dan merasa dirinya bebas dari kebijakan, peraturan dan kontrol internal
perusahaan sehingga merasa tidak bersalah atas fraud-fraud yang dilakukannya.
Menurut Crowe, solusi untuk fraud yaitu dengan meningkatkan kontrol internal agar karyawan/manajer tidak bisa melakukan fraud dengan mudah.
Menurut Crowe, solusi untuk fraud yaitu dengan meningkatkan kontrol internal agar karyawan/manajer tidak bisa melakukan fraud dengan mudah.
4.
GONE Theory
Teori GONE dikemukakan oleh seorang pemikir bernama
Jack Bologne di mana terdapat empat faktor penyebab fraud. “GONE” merupakan
singkatan dari huruf depan masing-masing faktor yang ia kemukakan, yakni Greed,
Opportunity, Need, dan Exposure.
· Greed (ketamakan/keserakahan) adalah keinginan untuk selalu memperoleh
sebanyak-banyaknya (KBBI Daring, 2008). Ketamakan sangat berhubungan dengan
moral seorang individu.
· Opportunity (kesempatan/peluang) merupakan suatu keadaan yang
bisa datang kapan saja. Selain itu, peluang sangat bergantung pada tingkat
kedudukan jabatan seseorang. Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin besar
peluangnya melakukan kecurangan.
· Need (kebutuhan) dapat menjadi faktor penyebab tindak kecurangan saat
kebutuhan seseorang (dapat dikatakan) sangat mendesak. Tuntutan akan pemenuhan
kebutuhan inilah yang kemudian menjadikan seseorang untuk mengambil jalan
pintas dengan bertindak curang.
· Exposure (pengungkapan) berkaitan dengan hukuman pelaku fraud. Dengan
terungkapnya suatu kecurangan dalam perusahaan tidak menutup kemungkinan
terulangnya hal yang sama apabila hukuman atau saksi yang diberikan lemah dan
tidak menimbulkan sifat jera.
Greed dan Need sering
disebut sebagai faktor individu, sedangkan opportunity dan exposure disebut
sebagai faktor generik atau umum.
5. MICE
Theory
“MICE” yang
merupakan singkatan dari Money, Ideology, Coercion, dan Ego. Ideologis
memberikan motivasi bahwa bentuk
penipuan yang mereka lakukan adalah sesuatu hal yang benar untuk mencapai
kebaikan dan konsisten dengan keyakinan mereka ( ideologi ). Pemaksaan terjadi
ketika adanya individu yang tidak ingin ikut melakukan penipuan, dan kemudian
menjadi whistleblower. Ego juga menjadi motif penipuan, di mana saat seseorang
tidak ingin kehilangan reputasi didepan masyarakat ataupun keluarga mereka.
Tekanan sosial ini bisa menjadi motifuntuk melakukan tindakan penipuan hanya
untuk menjaga ego mereka.
6. Fraud
Scale Theory
Menurut teori
Fraud Scale ini, penyebab terjadinya fraud sama dengan teori fraud triangle.
Dan teori scale ini merupakan teori lanjutan dari teori Fraud Triangle yang
merupakan pengukuran dari teori tersebut. Dalam scale dijelaskan bahwa
kemungkinan tindakan penipuan dapat dinilai dengan mengevaluasi kekuatan
tekanan, kesempatan dan integritas pribadi. Apabila seseorang memiliki
tekanan yang tinggi, kesempatan besar dan integritas pribadi yang rendah, maka
dapat memungkinkan terjadinya fraud yang tinggi, begitu pula
sebaliknya. Tekanan disini terjadi karena masalah keungan dan atau bisa karena
masalah di lingkungannya. Adanya kesempatan untuk melakukan tindak kecurangan
disebabkan karena lemahnya pengendalian maupun pengawasan organisasi.
Sedangkan, integritas pribadi yang rendah disebabkan oleh kebiasaan individu
yang buruk. Fraud Scalemempunyai tujuan untuk mengukur terjadnya
pelanggaran etika, kepercayaan dan tanggung jawab. Kecurangan atau fraud ini
biasanya mengarah pada penipuan laporan keuangan.
Rabu, 08 Juni 2016
TUGAS SIM (INDIVIDU)
KOLABORASI VIP PLAZA
PROSES PEMESANAN
- Masuk ke website kami di www.vipplaza.co.id dan login terlebih dahulu jika belum login
- Pilih Produk, ukuran (A) danjumlahpesanan yang ingindibeli (B) kemudian klik “Tambah ke Keranjang” (C)
3. Jika
masih ada produk yang ingin Anda beli, silahkan klik “Lanjutkan Berbelanja”
(A). Jika sudah selesai memilih produk, silahkan masukkan kode voucher (jika
ada) (B) dan klik “Proses Checkout”(C).
4. Pilih alamat pengiriman yang
diinginkan (A), jika belum ada, silahkan masukkan alamat pengiriman baru (B)
dan klik “Lanjutkan” (C)
5. Klik “Metode Pengiriman” yang Anda
inginkan (A), kemudian klik “Lanjutkan” (B).
6. Klik “Metode Pembayaran” yang Anda
inginkan (A) kemudian klik”Lanjutkan” (B)
7. Contoh untuk metode
pembayaran ATM, Silahkan pilih Bank yang anda inginkan pada “Bank Name” dan
Channelnya.
8. 1. Jika
sudah klik “Next” dan Anda akan mendapatkan Payment Code. Payment Code ini
dapat Anda bayarkan melalui ATM dan Outlet yang sudah Anda pilih.
9. Kemudian klik “finish”
Rabu, 18 Mei 2016
CHAPTER 7
Nama Kelompok:
Rania nendika C1C014068
Sri Anggita O.D C1C014078
Ayub Pradipta Hadi C1C014100
Annisa Rahma M C1C014113
1. Bandingkan model bisnis dan bidang kekuatan Apple, Google, dan Microsoft.
Model bisnisnya berfokus pada kontrol terpusat, hampir semua aspek perangkat keras dan perangkat lunak. Apple berkeyakinan bahwa smartphone dan tablet harus memiliki standar paten dan dikontrol ketat. Apple dengan ketat memeriksa aplikasi yang akan dimuat di App store. Apple memiliki basis pengguna.
2. Mengapa komputasi mobile sangat penting untuk tiga perusahaan ini? Mengevaluasi persembahan platform mobile dari setiap perusahaan.
Google, karena google memiliki banyak hal positif yang dapat membantu dalam pasar dan jika dapat mengurus negatif dan mungkin mengubah sikap satu platform, itu hanya bisa menarik menjelang Apple dan Microsoft dalam pertempuran ini yang raksasa.
Langganan:
Postingan (Atom)